Bangunan Berumur Sepanjang Jalan Pasteur Bandung

Jika Anda memasuki Kota Bandung dari pintu tol Pasteur akan segera sampai ke jalan Dr Junjunan, kemudian jika terus lurus akan menemui jembatan layang Pasupati. Jika sudah kelihatan tangara dayeuh atau landmark seperti gambar di bawah ini Anda pasti tidak akan katalimbung alias lost orientation, yakinlah bahwa Anda sudah berada di Kota Bandung.

Jembatan Layang Pasupati Menjadi Landmark Kota Bandung

Jembatan Layang Pasupati Menjadi Landmark Kota Bandung

Jembatan layang Pasupati (dari nama jl Pasteur dan jl Surapati) diuji coba tanggal 26 Juni 2005, sebagian sekira sepanjang 720 meter persis berada di atas jalan Pasteur. Nah, di jalan Pasteur yang ada di bawah jembatan layang itu terdapat bangunan lama, yang jika Anda tetap berada di jalan layang Pasupati dan naik kendaraan, tentu atau bisa dipastikan bangunan lama itu tidak akan kelihatan. Baru bisa melihat dan memotret bangunan lama itu jika Anda berjalan kaki lalu melongok ke tepi jalan layang tersebut. Foto-foto yang aku pajang di sini adalah hasil foto dimana aku sendiri masuk dan berjalan kaki sepanjang jalan layang Pasupati itu.

Cerita jalan Pasteur ditahun 60-an, dan barangkali beberapa tahun kemudian atau sebelum dibangun jalan layang Pasupati, sangatlah lengang dan asri, di kiri kanan jalan ditanami pohon palm yang menjulang tinggi.

Di sekitar jalan Pasteur ini adalah kompleks kesehatan, pertama akan ditemukan nama-nama jalan yang diambil dari nama-nama dokter terkemuka dalam sejarah Nasional seperti Van der Hoopweg  = Jl. Abdulrachman Saleh, Tirionweg = Jl. Dokter Abdul Rivai, Vosmaerweg = Jl. Dokter Gunawan, Rotgansweg = Jl Dokter  Otten, Rotgansplein = Taman Dr. Otten, Helmersweg = Jl. Dokter Radjiman, Tesselschadeweg =  Jl. Dokter Rubini, Potgieterweg = Jl. Dokter Rum dan seterusnys.

Terus akan ditemukan gedung-gedung pendidikan seperti Sekolah Analis (Laboratorium Kesehatan), Sekolah Pengatur Rawat, dan Sekolah Asisten Apoteker. Tenaga kesehatan prakteknya di RS Hasan Sadikin, yang juga tempatnya para coas mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad berpraktek. Jangan lupa di seberang RS Rancabadak ada sekolah dan sekaligus asrama bidan.

Eh.., padahal aku lagi cerita bangunan lama. Lagian cerita pendidikan kesehatan tahun 60-an itu sekarang tinggal bekasnya, sekolahnya sudah tidak ada lagi diganti dengan jenjang akademi yang entah dimana tempatnya.

Bangunan lama tersebut adalah Het Algemeene Bandoengche Ziekenhuis yang dibangun Walanda pada tahun 1920, kemudian hari menjadi Rumah Sakit Rantjabadak atau RS Hasan Sadikin. Gambar lokasi dahulu seperti di bawah ini

Bangunan Lama RS Rantjabadak atau RS Hasan Sadikin Bandung

Bangunan Lama RS Rantjabadak atau RS Hasan Sadikin Bandung

Saat ini Rumah Sakit itu sebagian sedang dibongkar menjadi bangunan baru yang tinggi menjulang dibangun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan tuntutan zaman.

Bangunan Lama Sebelah Kanan akan segera habis

Bangunan Lama Sebelah Kanan akan segera habis (jl Sukajadi)

Sisa Bangunan Lama RS Rantjabadak (Jl Pasirkaliki)

Sisa Bangunan Lama RS Rantjabadak (Jl Sukajadi)

Hanya demi menghargai bangunan warisan budaya disisakan di bagian mukanya.

Bagian depan RS Rantjabadak dibiarkan tetap utuh

Bagian depan RS Rantjabadak dibiarkan tetap utuh

Jika terus ke sebelah timurnya akan bertemu dengan kompleks Landskoepok Inrichting en Instituut Pasteur juga dibangun Belanda pada tahun 1923, sekarang namanya menjadi Bio Farma.

Institut Pasteur Th 1930

Institut Pasteur Th 1930

Bangunan Lama Pasteur Institute sebelah kanan Bisakah Bertahan?

Bangunan Lama Pasteur Institute sebelah kanan Bisakah Bertahan?

Bangunan lama masih dipertahankan, dengan lapangan rumput yang luas di depannya, indah bukan?

Bangunan lama masih dipertahankan, dengan lapangan rumput yang luas di depannya, indah bukan?

Menurut aku masih ada bangunan lama terletak di jalan Pasteur ini yaitu bangunan gapura masuk ke jalan Dr Slamet, sejarah bangunan ini belum ketemu raratannya.

Gapura Jl Dr Slamet

Gapura Jl Dr Slamet

Sumber:

1. Album Bandung Tempo Doeloe Oleh Sudarsono Katam & Lulus Abadi

2. Komunitas “Aleut”